Seperti yang diketahui, kerusuhan besar terjadi di lapangan Kanjuruhan setelah pertandingan antara Arema vs Persebaya usai pada Sabtu, 1 Oktober 2022.
Dalam keterangannya, Nico menduga kuat salah satu penyebab jatuhnya korban lantaran kehabisan oksigen akibat berdesakan.
"Suporter keluar di satu titik. Kalau gak salah di pintu 10 atau pintu 12. Di saat proses penumpukan itu terjadi berdesakan sesak napas dan kekurangan oksigen."
"Kemudian terjadi penumpukan, di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," ungkap Nico.
Baca Juga: Ricuh Arema FC Vs Persebaya, Polisi Tembakkan Gas Air Mata Ternyata Langgar Aturan FIFA
Nico mengatakan, saat itu, tim medis dibantu oleh tim gabungan sudah melakukan upaya pertolongan terhadap korban yang ada di dalam stadion serta mengevakuasi korban ke beberapa rumah sakit.
Selain jumlah korban meninggal yang mencapai seratusan lebih, jumlah korban yang masih dalam proses perawatan juga cukup banyak.
Nico mengatakan, saat ini ada 180 korban tragedi Stadion Kanjuruhan yang masih dalam proses penyembuhan dan perawatan di rumah sakit.
"Selain itu, 180 orang masih dalam proses perawatan dilakukan upaya penyembuhan," ungkap Nico di Polres Malang, Minggu (2/3/2022) dini hari.
Terbaru, pihak kepolisian dan pihak terkait juga telah merilis daftar nama korban meninggal dunia akibat insiden tersebut.***