Network
LAMONGAN TODAY – Fakta studi kegeologian di kawasan wilayah pantai utara (pantura) Jawa Tengah diungkap Badan Geologi Kementerian ESDM. kata Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono mengungkapkan, ada potensi amblesan tanah di wilayah pantura Jawa Tengah.
Menurut Eko, studi tersebut dilakukan oleh Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan (PATGL) sejak tahun 2010 dengan memasang beberapa patok tetap (benchmark) di beberapa tempat di Kota Semarang sebagai bukti telah terjadi penurunan tanah.
Eko menyebut, Pantai utara di Jawa Tengah berkembang pesat baik dari kemajuan industri, perkembangan kota, laju ekonomi, masyarakat maupun pembangunan infrastruktur yang ada.
Baca Juga: Harga HP Terlaris Awal Desember Mulai 2 Jutaan : OPPO A5, Vivo Y15, OPPO A7, OPPO A31, iPhone 11
“Di balik perkembangan tersebut terdapat fenomena bencana geologi yang dapat merugikan di kemudian hari, yaitu penurunan tanah yang ditemui di beberapa daerah di pantura Jawa Tengah," kata Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono saat membuka acara sosialisasi "Hidup Berdampingan dengan Amblesan Tanah di Jawa Tengah: Geologi Sebagai Acuan Mitigasi dan Adaptasi dalam Penataan Ruang" secara virtual di Semarang, Selasa 1 Desember 2020.
Secara spesifik, Eko mengungkapkan beberapa wilayah di Jawa Tengah yang terindikasi adanya penurunan Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Kendal, Kota Semarang, dan Kabupaten Demak.
"Luasan dan intensitas (amblesan tanah) berbeda-beda," jelasnya.
Baca Juga: Semeru Meletus, Warga Mengungsi Hindari Guguran Lava
Fenomena ini mengakibatkan hilangnya lahan persawahan, tambak, pemukiman, serta tempat kegiatan ekonomi masyarakat yang disebabkan oleh bencana geologi tersebut.
"Ancaman ini tak lepas dari kondisi regional di masing-masing wilayah," ungkap Eko.
