Mengenal 3 Kelompok Kesenian Jaran Jenggo di Lamongan, Kesenian yang Mulai Jarang Ditemui

- 22 Februari 2021, 13:20 WIB
Jaran Jenggo Kesenian Asli Lamongan Padukan Religi dan Mistis, Begini Kisahnya
Jaran Jenggo Kesenian Asli Lamongan Padukan Religi dan Mistis, Begini Kisahnya /Tangkapan layar Lamongan.go.id/
LAMONGAN TODAY – Kesenian Jaran Jenggo mungkin sudah jarang ditemui, apalagi dampak dari Pandemi Covid-19 membuat pelestari kesenian ini juga terdampak akarena kesulitan manggung.
 
Namun di era kini masih ada 3 kelompok pelestari kesenian Jaran Jenggo yang ketiga nya berasal dari wilayah Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan.
 
Adapun 3 Kelompok Kesenian Jaran Jenggo di Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan yaitu :
 
 
1. Aswo Kaloko Joyo Desa Solokuro Kecamatan Solokuro
2. Satya Manggala Desa Solokuro Kecamatan Solokuro
3. Panji Laras  Desa Banyubang Kecamatan Solokuro. 
 
Kesenian jaran jenggo sendiri adalah seni kuda yang dilatih “njenggo” yang berarti mengangguk-anggkan kepala sambil menari/berjoget menurut panduan seorang pawang yang disesuaikan dengan irama musik. 
 
 
Jaran Jenggo sendiri memiliki makna jaran goyang atau kuda goyang. Keseniaan ini menggabungkan seni musik, religi dan tari bahkan dibumbui dengan kekuatan supra natural/mistis agar lebih menarik yang dipandu seorang pawang.
 
jaranan juga merupakan perpaduan antara sifat sakral dan profan, karena kesenian memiliki unsurunsur seni hiburan yang menonjol. 
 
Kesenian jaran jenggo ini biasanya diundang jika ada seseorang yang meminta untuk menyelenggarakan sebuah acara misalnya Sunatan, acara ulang tahun dan karnaval. 
 
 
Tuan Rumah yang mengundang biasanya yang memiliki anak laki-laki dibawah usia 12 Tahun.
 
Kesenian jaran jenggo ini hanya dikenal disekitar Lamongan saja, di daerah lain belum banyak yang mengetahui apa itu jaran jenggo. Mungkin banyak didaerah lain yang memiliki kesenian serupa hanya saja mungkin perbedaannya dari cara apresiasinya saja.
 
Kesenian jaran jenggo ini cara apresiainya yaitu dengan diiringi lagu-lagu islami dan sholawat, maka kuda yang sudah dilatih itu akan bergoyang sesuai irama, kuda tersebut di tunggangi anak laki-laki, kuda dan anak laki-laki tersebut diberi pakaian mewah layaknya seorang raja yang menunggangi kudanya, serta ada yang mengayomi dengan payung.
 
 
Musik yang mengiringi Jaran Jenggo tersebut adalah dari orang-orang yang memainkan alat musik seperti rebanah, gendang, gambang, piano dan jedor. 
 
Dengan demikian Jaran Jenggo tersebut diarak mengelilingi desa dan disetiap perempatan kuda tersebut atraksi dan bergoyang seirama dengan suara musik.
 
Keunikan dari kesenian ini juga sudah sangat jelas, kuda yang sudah terlatih untuk bergoyang sudah menjadi ciri khas pada kesenian Jaran Jenggo karenasanggat berbeda dengan kuda-kuda padaumumnya. ***
 

Editor: Nita Zuhara Putri

Sumber: lamongankab.go.id


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x