Pembunuhan Massal di Bucha Ukraina Kejahatan Genosida? Rusia: Itu Palsu, Hanya Propaganda

- 5 April 2022, 16:30 WIB
Kota Bucha/
Kota Bucha/ /Reuters

LAMONGAN TODAY - Pembunuhan massal di Bucha, disebut pihak Ukraina sebagian kejahatan genosida.

Pasalnya, korban dari Ukraina ditemukan secara bersama-sama dalam sebuah lubang yang disebut sebagai kuburan massal. 

Ratusan warga sipil Ukraina ditemukan dalam kuburan massal, ada yang tergeletak di jalanan dan banyak ditemukan mayat sisa penyiksaan.

Baca Juga: Menag Yaqut Minta Polisi Dikerahkan Jaga Masjid Saat Tarawih untuk Cegah Radikalisme

Beberapa warga sipil juga ditemukan meninggal karena ditembak oleh tentara Rusia dengan jarak dekat.

Di Bucha, kuburan massal dan mayat ditemukan setelah Ukraina merebut kota itu kembali dari pasukan Rusia, sedikitnya 300 warga sipil tewas.

Kejahatan ini sangat menjadi perhatian seluruh dunia, baik Inggris maupun negara UE lainnya. 

Baca Juga: Mengenal Pemeran Layla El Faouly di Moon Knight yang Diperankan oleh May Calamawy

Mereka berbondong-bondong mengatakan akan membantu Ukraina dalam meja peradilan PBB.

Dituding telah melakukan kejahatan perang, sekutu Vladimir Putin mengatakan bahwa kejadian itu tidak benar.

Dilansir dari Reuters oleh Lamongan Today pada Selasa, 5 April 2022, Dmitry Medvedev mengatakan bahwa pasukan Rusia yang diklaim melakukan eksekusi terhadap ratusan warga sipil di Bucha adalah propaganda palsu dari Ukraina dan Barat. 

Baca Juga: Ungguli Lagu TOMBOY dari GIDLE, Feel My Rhythm dari Red Velvet Raih Nomor 1 Tangga Lagu K-Pop Mingguan Soompi

Tujuan dari propaganda tersebut tidak lain untuk mendiskreditkan Rusia di mata dunia.

"Ini adalah Ini adalah palsu yang matang dalam imajinasi sinis propaganda Ukraina," tutur Dmitry Medvedev, sebagai presiden tahun 2008-2012 dan sekarang menjadi wakil sekretaris Dewan Keamanan Rusia.

"Mereka dibuat untuk sejumlah besar uang," tambahnya.

Baca Juga: Bolehkah Nonton Drakor ketika Menunaikan Puasa Ramadhan? Ini Kata Wirda Mansur

Semenjak invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu, sejumlah ratusan korban kehilangan nyawanya.

Dalam pengadilan yang akan menuntut Rusia sebagai penjahat perang, Rusia akan memberikan bukti empiris kepada Dewan Keamanan Dunia bahwa pasukannya tidak terlibat dalam dalam kekejaman tersebut.***

Editor: Nugroho


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x