IAEA menerbitkan laporan tahunan yang diunggah secara daring tanpa pengumuman, sebelum menggelar pertemuan dengan negara-negara anggotanya.
Kemudian, IAEA secara gamblang melaporan terakhir diterbitkan pada Jumat.
Baca Juga: Warga Desa Mengeluh Bantuan Disunat, Mensos Langsung'Cross Check': Bantuan Ini Sangat Risakan
Pada Juni IAEA mengatakan ada indikasi tentang kemungkinan pekerjaan pemrosesan ulang di Yongbyon untuk memisahkan plutonium dari bahan bakar reaktor bekas yang dapat digunakan dalam senjata nuklir.
Laporan pada Jumat mengatakan durasi pekerjaan yang terlihat dari pertengahan Februari hingga awal Juli menunjukkan adanya penanganan sekelompok penuh bahan bakar bekas.
Durasi selama lima bulan itu kontras dengan waktu yang lebih singkat untuk mengolah limbah.
"Indikasi baru tentang pengoperasian reaktor 5MW(e) dan Laboratorium (Pengolahan Ulang) Radiokimia itu sangat meresahkan," kata IAEA.
Laporan itu menyebut ada indikasi "dalam rentang waktu tertentu" bahwa apa yang diduga sebagai pabrik pengayaan uranium di Yongbyon tidak dioperasikan.
Ada pula indikasi tentang aktivitas penambangan dan konsentrasi di tambang uranium dan pabrik di Pyongsan, sebut laporan itu.***