Fakta tentang  Skizofrenia Paranoid, Penyakit yang Membuat Isabella Guzman Membunuh Ibu Kandungnya

10 September 2020, 13:10 WIB
Isabella Guzman, Wnita Cantik Penikam Ibu Kandung, Ini Faktanya! /Youtube/

LAMONGAN TODAY - Sosok Isabella Guzman masih menjadi perbincangan hangat di media sosial hingga kini.

Wanita asal Amerika ini viral lantaran diketahui telah membunuh ibu kandungnya sendiri dengan cara menikam sebanyak 151 kali pada 28 Agusuts 2013 lalu.

Isabella dinilai sebagai sosok psikopat karena tega membunuh ibunya, Yun Mi Hoy denga dengan cara menikam sebanyak 35 kali di wajah, dan 51 kali di leher.

Selain itu, Isabella juga menghabisi nyawa sang ibu dengan memukul kepalanya dengan tongkat baseball.

Baca Juga: Terungkap Percakapan Terakhir Isabella Guzman dengan Ayah Sebelum Bunuh Sang Ibu dengan Cara Menikam

Sebelum membunuh sang ibu, Isabella memang diketahui kerap bertengkar hebat dengan ibunya. Terlebih saat sang ibu yang sudah bercerai dengan ayahnya memutuskan untuk menikah lagi.

Setelah sang ibu menikah, Isabella kerap mengirimkan ancaman teror kepada ibuna. Salah satunya email bertuliskan,’kamu akan membayar’.

Tujuh tahun pasca kejadian pembunuhan sadis itu, pengadilan akhirnya memutuskan Isabella tidak bersalah. Ini terjadi karena kondisi kejiwaan Isabella memang bermasalah.

Pengadilan memutuskan untuk Isabella dikirim ke rumah sakit jiwa untuk diperiksa.

Baca Juga: Intip Gagahnya Park Bo Gum Berseragam Militer Lengkap

Saat ini, Isabella dikirim ke  ke Institut Kesehatan Mental Colorado di Pueblo. Berdasarkan diagnosa, Isabella dinyatakan menderita skizofrenia paranoid.

Dilansir Lamongan Today dari Daily Mail, Kamis 10 September 2020, Dr Richard Pounds, dokter pada Institut Kesehatan Mental Colorado di Pueblo menyebut,  tanda-tanda penyakit skizofrenia paranoid terlihat jelas pada Isabella.

"Ada tanda-tanda halusinasi yang jelas. Dia menatap ke langit, bercakap-cakap dengan orang-orang yang tidak ada, dan dia menertawakan dirinya sendiri," kata Dr. Richard Pounds.

Baca Juga: Amalkan Bacaan Sholawat Ini, Sholawat Faith, Nariyah, Matsurah, Mukafaah, Ibrahimiyah, dan Nur al-an

Lalu apa itu penyakit skizofrenia paranoid yang dialami Isabella?

Melansir WebMD, schizophrenia paranoia atau skizofrenia paranoid merupakan salah satu tipe penyakit psikis skizofrenia, yang mana pikiran penderitanya menolak kenyataan.

Penderita skizofrenia paranoid umumnya merasa bahwa dirinya lebih kuat, lebih hebat, dan bahkan memiliki pengaruh besar dari musuh-musuh khayalan mereka lewat halusinasi tidak nyata yang dialaminya.

Keadaan itu membuat penderita berpikir dirinya lebih kuat dan lebih hebat. Bahkan penderita skizofrenia paranoid akan merasa memiliki pengaruh besar dari musuh-musuh khayalan mereka lewat halusinasi.

Tak hanya itu,  penderita skizofrenia paranoid akan mudah curiga terhadap orang lain sehingga membuat mereka merasa terancam dan marah.

Baca Juga: Kisah Kelam Dibalik Kasus Isabella Guzman yang Bunuh Ibu dengan Tikaman 151 Kali

Hal itu yang membuat si penderita sulit dalam melakukan pekerjaan, menjalin persahabatan, hingga pergi ke dokter.

Skizofrenia paranoid juga sering kali muncul dengan cara dan waktu yang berbeda. Penyakit ini bisa muncul tiba-tiba.

Beberapa peneliti menyebut, penyakit yang disebabkan oleh terjadinya disfungsi pada otak tersebut juga bisa karena faktor keturunan dan lingkungan.

Penyakit skizofrenia paranoid biasa muncul pada akhir masa remaja dan berlaku seumur hidup.

Ada berbagai faktor yang dapat meningkatkan peluang seseorang untuk mengalami penyakit tersebut, seperti stres pada usia muda, atau rasa trauma saat masih anak-anak. Rasa trauma bisa muncul karena perlakuan tidak menyenangkan saat kecil.

Baca Juga: Divonis Bebas, Ini Kebiadaban Aksi Keji Isabella Guzman yang Tikam Ibu Kandungannya 151 Kali

Berikut Gejala Skizofrenia Paranoid:

  1. Delusi paranoid yang rutin dan stabil.
  2. Merasa dirinya lebih hebat dari kenyataan (halusinasi).
  3. Halusinasi suara (seperti mendengar orang lain mengolok-olok dirinya).
  4. Rasa cemas, curiga, dan suka menyendiri (ansos).
  5. Mengalami perasaan cemburu yang tidak realistis.
  6. Mempunyai gangguan persepsi.

Baca Juga: Rem Darurat, PSBB Total di DKI Jakarta Dimulai 14 September 2020: Tempat Ibadah Ditutup!

Satu-satunya penangan penyakit tersebut adalah dengan mengonsumsi obat berupa pil, cairan, atau suntikan untuk menghentikan gejala. Selain itu, bantuan konseling dan terapi perilaku kognitif juga bisa dilakukan.***

Editor: Nita Zuhara Putri

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler