Terkuak! Timor Leste Hanya Jadi 'Sapi Perah', Militer Australia Bahkan Rencanakan Geruduk Jakarta

7 September 2020, 21:06 WIB
Timor Leste. /Antara

LAMONGAN TODAY - Baru-baru berhembus kabar Timor Leste hanya dijadikan 'sapi perah' oleh Australia.

Timor Leste hanya dirampok hasil buminya ini dikatakan oleh seorang warga Australia bernama Bernard Collaery yang mendukung kemerdekaan Timor Leste waktu itu dari Indonesia.

Dikutip Lamongan Today dari Zona Jakarta, Bernard Collaery mengatakan, di pihak pemerintah Australia secara berturut-turut mereka telah mengincar dan mencuri sumber daya negara itu secara ilegal dan tak bermoral.

Baca Juga: Puan Maharani Nasehati Presiden Jokowi: Jangan Seperti Tidak Ada Apa-Apa

Secara terbuka Bernard Collaery telah menunjukkan borok Australia yang selalu memandang Bumi Lorosae sebagai obyek pasif.

Menurutnya tindakan Australia menjadikan Timor Leste sebagai obyek sapi perah adalah nyata.

Sumber daya diperas habis-habisan untuk rezim buruh maupun liberal.

Seperti dalam artikel berjudul, Boroknya Terbongkar Lagi, Sebelum Rampok Timor Leste, Militer Australia Berencana Menyerbu Jakarta, kenyataan pahit bagi warga Timor Leste terbuai oleh Australia yang dianggap saudara oleh mereka namun malah merampok terang-terangan.

Baca Juga: Isabella Guzman Tersenyum di Pengadilan, Usai Tikam 151 Kali Ibu Kandungannya

Akan tetapi borok Australia tidak hanya sampai di situ saja.

Bahkan militer Australia pernah berencana hendak menyerbu Jakarta karena masalah Timor Leste.

Militer Australia. commonwealth of Australia

Dikutip dari The Telegraph, analis pertahanan dari Selandia Baru, David Dickens yang merupakan direktur Pusat Studi Strategis di Universitas Victoria, Wellington, membeberkan kelakuan Australia.

Dickens menjelaskan jika militer Australia pernah berencana membombardir ibu kota Indonesia dari langit tahun 1998-1999 menggunakan jet tempur Royal Australia Air Force (RAAF) F-111.

Selain itu kapal perang AL Australia juga bersiaga di sekitaran perairan Timor Timur (nama Timor Leste sebelum lepas dari NKRI).

Baca Juga: Divonis Bebas, Ini Kebiadaban Aksi Keji Isabella Guzman yang Tikam Ibu Kandungannya 151 Kali

Tentu saja persiapan penyerbuan ke Jakarta ini direncanakan militer Australia sebagai bagian hendak mendaratnya pasukan mereka di bawah bendera PBB yang tergabung dalam International Force East Timor (INTERFET).

INTERFET sendiri merupakan pasukan gabungan dari berbagai negara untuk masalah konflik di Timor Timur.

Pasalnya pasukan INTERFET yang dikomandoi Australia kelimpungan takut tak bisa mendarat di Timor Timur karena dijaga kapal selam Indonesia.

 

Hal inilah yang memaksa Australia memandang perlu menyerang Jakarta terlebih dahulu sebagai sinyal keseriusan mereka (merampok?) dalam masalah konflik di Timor Timur.

"Pasukan INTERFET merasa terancam karena niat militer Indonesia (yang menghalang-halangi) proses pendaratan" kata Dickens.

"Kapal perang Interfet juga dibayangi oleh satuan kapal selam Indonesia saat mendekati Timor-Timur," jelas Dickens.

Baca Juga: Sesuai Prediksi, Yuhronur Akhirnya Daftarkan Diri ke KPU Lamongan

Dickens melanjutkan membom Jakarta akan dilakukan oleh Skuadron F-111 RAAF untuk melumpuhkan instalasi dan rantai komando militer Indonesia yang berpusat di sana.

Lebih gawatnya lagi, militer Australia menerapkan kesiagaan tinggi saat itu jika sewaktu-waktu perang terbuka dengan Indonesia meletus.

Australia bahkan sampai mengerahkan segala unsur militernya demi suksesnya pendaratan INTERFET di Timor Timur.

Baca Juga: Bisa Kenakan Outfit Rp 3 Miliar, Ini Tarif Fantastis Endorse Nia Ramadhani

"Pemboman yang akan dilakukan F-111 adalah bagian dari keseluruhan pengerahan seluruh militer Australia."

"Militer Australia dalam tingkat kesiapan tertinggi saat itu, saya diberitahu oleh orang-orang yang akan benar-benar melakukan penyerbuan Jakarta. Itu akan menjadi proporsional. Serangan besar Australia pasti akan dibalas keras oleh militer Indonesia tentunya " ujar Dickens.* (Beryl Santoso/Zona Jakarta)

Editor: Nugroho

Sumber: Zona Jakarta

Tags

Terkini

Terpopuler