Network
Lina mengatakan bahwa ia mulai tertarik dengan makanan-makanan yang diharamkan oleh Islam sejak remaja.
Ia sering menyelinap keluar rumah untuk mencoba berbagai jenis makanan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Ia merasa bahwa makanan-makanan itu memberinya sensasi dan kepuasan yang tidak ia dapatkan dari keluarganya.
Lina kemudian memutuskan untuk membuat konten makanan sebagai bentuk protes dan pemberontakan terhadap ayahnya.
Ia ingin menunjukkan bahwa ia tidak takut dan tidak peduli dengan hukum dan norma yang ditetapkan oleh agama. Ia ingin membuat ayahnya marah dan malu dengan perilakunya.
"Jadi sebenarnya aku lebih nyinggung keluargaku. Tega banget aku udah mengabdi malah aku digituin. Aku membalas sakit hatiku biar bapakku malu," lanjutnya.
Lina mengaku bahwa ia tidak menyesal dengan apa yang ia lakukan. Ia merasa bahwa ia telah menemukan jati dirinya dan kebahagiaannya.
Ia juga mengatakan bahwa ia tidak peduli dengan komentar-komentar negatif yang ia terima dari netizen. Ia menganggap mereka sebagai orang-orang yang tidak mengerti dan tidak menghargai kebebasan individu.**
