"Jadi ini buku untuk melakukan perlawanan." lanjutnya menjelaskan buku tersebut.
Ibu enam anak itu mengatakan dia memasang konvensi PBB di rumahnya untuk anak-anaknya, tetapi terkejut mengetahui negaranya sendiri, Amerika Serikat, belum meratifikasinya.
Baca Juga: Waspada! BMKG Prakirakan Beberapa Provinsi Terjadi Hujan Lebat Disertai Angin Kencang dan Kilat
"Hal itu membuat saya marah dan membuat saya mulai bertanya-tanya apa maksudnya? Jadi untuk setiap negara, ide apa ini, Anda memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan ... tapi mengapa begitu banyak anak yang putus sekolah? Mengapa? apakah gadis-gadis di Afghanistan dirugikan jika mereka sekolah?" katanya.
Buku ini membahas identitas, keadilan, pendidikan dan perlindungan dari bahaya dan isu-isu lainnya.
Buku ini memberi panduan untuk menjadi seorang aktivis, berada dalam situasi aman serta daftar istilah dan organisasi.
Baca Juga: Resmi Bergabung dengan Lechia Gdansk, Witan Sulaeman Bertekad Tunjukkan Kemampuan Terbaik
"Lewat buku ini, kau harus mencari jalan sendiri ke depannya, karena kami sangat peduli terhadap keamanan anak-anak."
"Kami tidak mau anak-anak hanya berlari dan meneriakkan hak-hak mereka dan membuat mereka dalam marabahaya," katanya.
Buku ini dibumbui dengan contoh suara anak-anak muda berpengaruh dari seluruh dunia, termasuk pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Malala Yousafzai, aktivis iklim Greta Thunberg dan jurnalis Palestina berusia 15 tahun Janna Jihad.