Sipnosis FilmJejak Khilafah Di Nusantara, Walaupun Pro-Kontra Tetap Tayang 1 Hijriyah 1442

19 Agustus 2020, 14:35 WIB
Tangkapan layar video kilas film Jejak Khilafah di Nusantara. /Akun anonim Twitter @whitero14054771/Linna Syahrial

 

LAMONGAN TODAY - Film Jejak Khilafah di Nusantara ramai diperbincangkan di linimasa twitter.

Banyak orang mengunggah  cuitan dengan tagar #jejakkhilafahdinusantara.

Berdasarkan  laman resmi   film Jejak Khilafah di Nusantara, film tersebut  akan dirilis bertepatan dengan tahun baru Hijriyah, Kamis 20 Agustus 2020.

Baca Juga: Tayang di Netflix,  Ini Sinopsis  Guru-guru Gokil yang Dibintangi Dian Sastro

Dilansir Lamongan Today dari Media Pakuan dengan artikel bertajuk Film Jejak khilafah di Nusantara, Antara Polemik, Sejarah Fakta atau Fiktif, Rabu, 19 Agustus 2020, film Jejak Khilafah di Nusantara  bercerita tentang  perjalanan  Sultan Muhammad pada 1404 M (808 H).

Diceritakan, pada tahun itu,  Sultan Muhammad I mengirim surat kepada para pembesar Afrika Utara dan Timur Tengah untuk meminta sejumlah ulama guna diberangkatkan ke Jawa.

Baca Juga: Simak Sipnosis Film The 33, Diambil dari Kisah Nyata
Selanjutnya, diberangkatkanlah para ulama dalam enam angkatan yang masing-masing terdiri dari Sembilan orang. Angkatan I dipimpin oleh Maulana Malik Ibrahim asal Turki.

Angkatan berikutnya hingga angkatan VI ditetapkan ketika ada ulama yang meninggal di angkatan sebelumnya. Demikianlah cerita yang mahsyur di kalangan masyarakat kita akhir-akhir ini.

Sumber cerita ini konon adalah kitab Kanzul ‘Ulum karya Ibnu Bathuthah. Kanzul ‘Ulum adalah kitab yang tidak jelas dan tidak bisa dibuktikan wujudnya alias tidak bisa di-heuristik.

Baca Juga: Lirik Lagu 'Maafkan Aku' #TerlanjurMencinta Tiara Andini

Tulisan-tulisan yang menyebutkan kitab ini tidak merujuk langsung kepadanya, tetapi hanya mengutib dari buku karya Asnan Wahyudi dan Abu Khalid, Kisah Wali Songo Para Penyebar Agama Islam di Tanah Jawa, kesalahan penyebutan nama kitab menjadi Kanzul ‘Ulum juga menunjukkan bahwa orang yang menyebutnya hanya mencopy-paste tulisan lain tanpa pernah mengetahui wujudnya.

Penulis pernah berusaha mengecek keberadaan kitab ini yang konon tersimpan di museum Istana Turki di Istanbul melalui teman-teman yang mempunyai akses ke negara yang dipimpin oleh Erdogan itu, tetapi gagal.

Baca Juga: Lirik Lagu Cuek - Rizky Febian, Satu Minggu Tembus 7 Juta Penonton

 Seorang teman memberi tahu bahwa museum tersebut sangat tertutup dan hanya bisa diakses jika melalui surat resmi negara.

Masyarakat kita adalah masyarakat yang gemar bercerita. Cerita sejarah menjadi cerita yang sangat diminati, apalagi jika dibumbui hal-hal yang dipandang hebat dan luar biasa.

Akan tetapi, tidak semua cerita yang tersebar adalah cerita sejarah.Dilansir dari tulisan Ustadz Isa Anshari.

Baca Juga: 5 Wisata Jogja Sekitar Malioboro yang Cocok bagi Traveler

Seandainya kitab Kanzul ‘Ulum itu memang ada, apakah isinya tsiqah alias bisa dipercaya?

 Ibnu Bathuthah, orang yang dianggap sebagai pengarang kitab ini, hidup pada 1304-1369 M. Sementara itu, Sultan Muhammad I, orang yang dianggap telah mengirimkan para ulama Wali Songo sehingga kisahnya ditulis oleh Ibnu Bathuthah, hidup pada 1379-1421 M.

Ada jaraj 10 tahun antara kematian Ibnu Bathuthah (1369) dan kelahiran Sultan Muhammad I (1379). Pertanyaannya, kapan kedua orang ini bertemu? Mungkinkah Ibnu Bathuthah menulis peristiwa yang terjadi setelah ia mati?(Media Pakuan/PRMN)***

 

 

Editor: Nita Zuhara Putri

Sumber: Media Pakuan (PRMN)

Tags

Terkini

Terpopuler